Sabtu, 11 Februari 2012

PUASA SENIN KAMIS

Puasa Senin-Kamis adalah jenis puasa yang sering diamalkan Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, dan tentu menjadi tradisi bagi umatnya. Namun, tidak semua orang tahu akan jenis amalan sunah ini. Meskipun tahu, tapi tidak semua menyadari keajaiban-keajaiban yang ada di balik puasa Senin Kamis.
Dalam salah satu haditsnya, Nabi Muhammad saw selalu menunggu-nunggu kehadiran hari Senin dan Kamis, untuk melaksanakan puasa.

“Rasulullah saw sering berpuasa pada setiap bulannya (minggu pertama) pada hari Kamis dan hari Senin. Pada minggu kedua berpuasa hari Senin.” (HR An-Nasa`I dari Hafsah ra)

Diakui atau tidak, realitas membuktikan bahwa puasa Senin-Kamis telah sukses "mengubah" kondisi-kondisi manusia dari ketidakbaikan kepada kebaikan yang diharapkan. Puasa Senin-Kamis telah mengubah kepribadian yang "kumuh" menjadi kepribadian yang "cantik dan menawan."

Semua ini tentu berawal dari segala keistimewaan serta kelebihan, maupun manfaat yang begitu dahsyat yang terkandung dalam puasa Senin-Kamis bagi kehidupan manusia. Hal inilah yang telah diurai oleh Asrar Mabrur Faza melalui bukunya “Mengapa Harus Puasa Senin-Kamis” untuk "menyibak tirai" keistimewaan puasa Senin-Kamis. Ia juga mengungkapkan kedahsyatan puasa sunah yang satu ini dengan membahasnya secara khusus melalui buku ini.

Buku terbitan QultumMedia ini terdiri atas lima bagian penjelasan. Masing-masing bagian diberi tema pokok, selanjutnya diiringi oleh berbagai tema lanjutan dengan frekuensi panjang pendek penjelasan yang berbeda. Hal ini tentunya sesuai dengan titik penekanan pesan dari masing-masing tema yang dirumuskan.

Pada bagian pertama, diungkap beberapa keistimewaan yang terkandung dalam hari Senin dan Kamis, sebagai gambaran beberapa hikmah pemilihan dua hari ini menjadi hari berpuasa sunah bagi umat Islam. Pengungkapan hikmah di sini tentunya berdasarkan beberapa riwayat yang menunjukkan adanya sisi-sisi keistimewaan yang dimaksud. Misalnya, berkaitan dengan Hari Lahir dan Wafatnya Kekasih Allah, Muhammad saw, Hari Pelaporan Amal lbadah, Hari Pembukaan Pintu Gerbang Surga, serta merupakan hari yang diberkahi oleh Allah SWT.

Bagian kedua lebih membahas tentang aspek-aspek yang menjadi landasan awal bagi seorang yang ingin atau sudah melakukan puasa Senin-Kamis. Landasan awal ini dimaknai sebagai spirit pertama bagi seseorang untuk dapat memberikan kekokohan niatnya dalam menjalani puasa Senin-Kamis. Puasa Senin-Kamis bagi seorang muslim harus merupakan wujud atau bukti dari rasa kecintaannya kepada Allah, kecintaannya kepada Rasulullah saw, dan juga sebagai bukti kecintaannya kepada diri sendiri.

Jika niat sudah mantap atau kokoh, selanjutnya yang diperlukan bagi peminat puasa Senin dan Kamis adalah mengetahui strategi-strategi khusus dalam bentuk beberapa "tips jitu" untuk menjalankan puasa Senin dan Kamis. Hal ini dijelaskan pada bagian ketiga. Beberapa tip dijelaskan, mulai dari berniat puasa, mencari berkah sahur, hal-hal yang bisa dilakukan untuk "bertahan" menjelang berbuka, serta anjuran untuk berbuka dengan segera.

Terkadang ada juga yang masih merasa memiliki kendala atau penghalang untuk melaksanakan puasa Senin-Kamis. Oleh sebab itu, pada bagian keempat penulis memberikan "penyegaran" kesadaran bahwa berpuasa Senin-Kamis itu memang tidak sesulit yang dibayangkan, serta akan mengganggu aktivitas-aktivitas rutinitas lainnya. Pada bagian ini dipaparkan tentang sifat dasar bahwa agama itu memang sungguh mudah, berpuasa sekali tapi dua aktivitas bisa terlampaui, dan "penyuguhan" beberapa ibadah yang berkesan "enteng" tapi punya balasan yang dahsyat.

Kemudian, penulis menutup pembahasan buku ini dengan memaparkan aspek kedahsyatan puasa Senin-Kamis. Aspek kedahsyatan yang membuat semua orang "tersihir" untuk berhasrat melakukan puasa Senin-Kamis. Subtema yang dipaparkan mencakup tentang perlunya mengawali puasa

The Journey

Jika saya bercerita sekarang,
Maka itu hanya akan membuat sebagian orang memaklumi saya,
Dan sebagian lagi akan tetap menyalahkan saya,
Tetapi itu juga akan membuat mereka memaklumi dunia yang seharusnya tidak dimaklumi,
Dan tidak ada yang dapat menjamin apakah semua dapat memetik hal yang baik dari
kemakluman itu,
Atau hanya akan mengikuti keburukannya
Maka lebih baik saya diam.

Jika saya bersuara sekarang,
Maka itu akan membuat,
Saya terlihat sedikit lebih baik,
Dan beberapa lainnya terlihat lebih buruk sebenarnya,
Maka saya lebih baik diam.

Jika saya berkata sekarang,
Maka akan hanya ada caci maki,
Dari lidah ini,
Dan teriakan kasar tentang kemuakan,
Serta cemoohan hina pada keadilan,
Maka saya lebih baik diam.

Saya hanya akan berkata pada Tuhan, bersuara pada yang berhak,
Berkata pada diri sendiri,
Lalu diam kepada yang lainnya,
Lalu biarkan seleksi Tuhan,
Bekerja pada hati setiap orang